Affiliate Marketing – Kisah Sabran Kapuas ( Kisan Nyata ) by Wawa
Kisah Sabran Kapuas yang mendapatkan Hidayah dari Allah.
Minggu, 14 Juli 2013
Bag 1. Mendapat Hidayah Allah
Lagi.. sebuah kisah nyata yang terjadi di pedalaman Pulau Kalimantan, Tepatnya di Desa Setekam Kecamatan Ketungau Hilir Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan barat. Seorang pemuda suku dayak yang mendapat hidayah dari Allah dimana beliau mengalami mati suri/ perjalanan ruh ke alam barzah hingga dia masuk islam. Admin sendiri sewaktu berkunjung ke Kapuas Hulu Kalimantan Barat sudah pernah bertemu beliau (Sabran Qamaruddin) sewaktu beliau ceramah di salah satu Masjid di Kapuas hulu Kalbar. Berikut ceritanya yang saya ambil dari buku tulisan beliau sendiri yang berjudul “Mendapat Hidayah dari Allah”.
PENDAHULUAN
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kepada Nabi junjungan kita Muhammad SAW, bahwa diri saya telah mendapat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, proses hidayah tersebut selama tiga hari tiga malam dimana jasad saya bagaikan sudah mati yang sedang ditunggui sanak keluarga, hanya menunggu detak jantung nadi saya sampai berhenti baru akan dikuburkan.
Alhamdulillah dalam keadaan begitu dengan kodrat Allah SWT, roh saya dibawa bersama Nabi Muhammad SAW, berjalan menyaksikan bermacam-macam pemandangan baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, berupa keindahan-keindahan alam yang luar biasa dan siksaan-siksaan yang sangat mengerikan yang ditimpakan kepada umat manusia sejak dahulu hingga sekarang (umat Nabi Muhammad SAW), dimana, semua yang saya lihat harus saya sampaikan kepada umat manusia yang memerlukan terutama umat islam supaya yang percaya makin bertambah imannya. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 5 Oktober 1989 di Desa Setekam Kecamatan Ketungau Hilir Kabupaten Sintang Provinsi Kalimatan Barat (Kalbar).
Ajaran Khatolik saya ikuti sampai tamat SD dan saya laksanakan setiap hari minggu ke Gereja. Tamat SD saya lanjutkan ke SMP di Ketungau Hilir, tamat SMP tahun 1982 saya meneruskan ke SMA Pancasetya di Sintang menumpang di rumah Pastor. Selama di Sintang ajaran agama Khatolik makin saya tekuni bahkan saya berniat akan jadi Bruder, niat saya didukung oleh Pastor. Setelah tamat SMA tahun 1985, saya dikursuskan sebagai Penginjil pada tahun 1986 di Vatikan / Roma selama 1 (satu) tahun. Sepulang dari kursus saya semakin giat menyiarkan agama Khatolik. Sebagai imbalannya saya diberi honor dua ratus lima puluh ribu rupiah per bulan dengan tugas sebagai Bruder di wilayah Ketungau Hilir, Tengah dan Ketungau Hulu, saya telah meng-agamakan orang Dayak yang belum beragama kira-kira 8.382 orang, disamping membina, saya juga berupaya terus menambah umat Khatolik.
Setelah masuk islam, saya sangat menyesal atas perbuatan saya pada masa lampau. Oleh karena itu saya bertekad untuk selalu mendakwahkan agama islam kepada umat islam khususnya dan kepada orang yang belum beragama dan lebih khusus lagi saya akan membina keluarga saya yang telah memeluk agama islam termasuk abang kandung saya sendiri (Juma‘) dan 9 (sembilan) orang yang sampai sekarang masih tetap islam.
K E R A G U A N
Menurut ajaran agama Khatolik bahwa dosa dapat diampuni melalui sesama manusia dinilai dari uangnya, banyak dosanya banyak pula pembayarannya, kecil dosanya kecil pula pembayarannya.
Saya sebagai Bruder tidak diperbolehkan untuk kawin padahal saya sebagai manusia normal ingin kawin / nikah. Keragu-raguan saya timbul selama saya bertugas, namun tidak saya utarakan sehingga tidak ada yang mengetahuinya. Kemudian keraguan kenapa Tuhan ada tiga, karena menurut pemikiran saya seandainya Tuhan itu tiga, dunia ini akan menjadi kacau balau disebabkan ada tiga Tuhan yang berkuasa, dimana ketiga Tuhan tersebut punya kehendak dan peraturan yang berbeda-beda, pertama Tuhan anak/Yesus, kedua Tuhan Bapak, ketiga Bunda Maria.
Sesudah saya bertugas selama tiga tahun, saya akan diberangkatkan lagi ke Vatikan / Roma, namun seminggu sebelum berangkat saya mengalami sakit lebih kurang 1 (satu) tahun. Di dalam sakit itulah saya mendapat hidayah dari Allah SWT untuk masuk islam.
SILSILAH KETURUNAN
Nama Lengkap saya SABRAN lahir tanggal 5 Maret 1965 di Desa Setekam Kecamatan Ketungau Hilir Kabupaten Sintang Kal-Bar. Saya dilahirkan di kalangan orang yang tidak beragama, sehingga Nenek Moyang saya menggunakan ajaran Animisme. Nama orang Tua saya yang laki-laki SINA‘AN sedangkan ibu saya bernama JIDUN dan kami lima bersaudara.
1. JUMA / laki-laki
2. PANTAS / laki-laki
3. MANJUN / perempuan
4. SABRAN / laki-laki
5. SUATU / laki-laki.
Sebagai orang desa saya hidup ditengah-tengah keluarga yang sangat sederhana, dan dimasa layaknya anak untuk mengenyam pendidikan maka saya dimasukkan ke SD di Setekam oleh orang tua saya. Oleh guru saya diajari ajaran agama Khatolik dan dimandikan serta diberi nama YUS ANDIKA maka resmilah saya sebagai umat Kristen / Khatolik. Menurut ajaran Injil bahwa yang laki-laki maupun perempuan kalau mau berdo ‘a terlebih dahulu memberi ucapan tanda salip yaitu : “ atas nama Bapa dan putra roh Kudus” Amin. Yang kedua menurut ajaran Kristen / Khatolik laki-laki maupun perempuan kalau mau berkalung, kalung tanda salip, itulah tanda orang Nasrani.
MENGAPA SAYA MEMILIH ISLAM
Karena mendapat hidayah dari Allah SWT, pada awalnya saya sakit yang sangat mengkhawatirkan selama kurang lebih satu tahun. Diakhir sakit saya mengalami antara hidup dan mati selama tiga hari tiga malam, waktu itulah saya mendapat hidayah dari Allah SWT.
Pada awal hidayah, saya rasanya berbaring di padang yang sangat luas dengan rumput yang hijau, tidak satupun hamba Allah maupun pohon-pohon kayu terletak di atasnya. Didalam pembaringan saya mendengar suara orang memanggil nama saya Sabran…..Sabran…..kau jangan terkejut, saya datang untuk menolong kamu, kemudian saya menoleh/menengok ke arah suara itu dan melihat seseorang yang bercahaya seperti bintang jatuh dari langit, mula-mula mendekati saya dan berdiri di sebelah saya kemudian orang tersebut berkata, Sabran..kau ikut saya berjalan. Saya menjawab tidak bisa berjalan karena sakit sudah satu tahun lamanya.
Orang itu mengatakan kalau mau sembuh, kamu harus berjanji masuk islam dan penyakitmu akan sembuh. Kemudian saya diperintahkan duduk, lalu pinggang saya dipegang oleh orang tersebut dengan seketika sakit pinggang saya hilang. Herannya tangan orang tersebut ada tetapi kalau dipegang tidak terasa, orang tersebut memakai pakaian serban hijau dan jubah hijau, waktu berdiri kepala saya pas sampai di bahu orang tersebut. Sehingga tidak bisa memandang wajah orang tersebut dan leher saya rasanya kaku tidak bisa digerakkan. Setelah itu saya diajaknya berjalan dan saya disuruh memegang jubahnya.
Dalam perjalanan saya bertanya : Bapak ini siapa? Orang tersebut menjawab, Sabran ! Akulah Nabi Muhammad dan sampaikan kepada umatku orang islam bahwa engkau pernah berjalan bersamaku Nabi Muhammad dan mengislamkan engkau.
Dalam perjalanan, Nabi Muhammad tidak mempunyai bayangan maka sesuailah kalau Nabi tidak bisa digambarkan/ dibayangkan, karena kalau Nabi bisa digambarkan, maka terjadilah dalam kamar ada patung Nabi, di ruang tamu patungnya Nabi, dalam mobil patungnya Nabi, maka jadilah ber-Tuhankan Nabi, Nauzubillah…
Dalam suatu perjalanan saya melihat sebuah kebun pisang, di tengah padang yang sangat luas tidak ada satupun pisang yang berbuah, kemudian ada lagi orang yang hidup di dalam kandang itu. Ada kandang yang bisa untuk berbaring, ada kandang yang bisa untuk duduk, ada juga kandang yang bisa untuk berdiri, dan ada juga rumah seperti rumah atau gedung.
Dalam perjalanan saya bertanya kepada Nabi, siapakah orang-orang itu, nabi menjawab : itulah orang-orang yang berada di alam kubur. Kemudian ada lagi seorang yang jatuh dari langit, mendekat dan berkapan kain putih langsung jatuh dalam kandang yang tidak ada orangnya, setelah itu saya mendengar suara dari atas seperti membaca Talkin, Zikir, Tasbih dan Tahlil, suaranya yang terakhir membacakan Laailahaaillallah….yang semerdu-merdunya.
Setelah itu saya perhatikan orang tadi lalu duduk dan membuka kain kafannya sambil ia memegang sisi kain putih yang dipakai untuk mengafankannya. Lalu ia mengucapkan Astaghfirullahhal adzim…ia baru tahu bahwa dirinya sudah meninggal dunia dan kain tersebut disimpan disampingnya, lalu saya tanyakan kepada Nabi, Nabi berkata itulah orang yang baru pulang ke rahmatullah.Sampaikan kata Nabi dengan umatku kalau mengerjakan orang mati, ikatan kain kafannya jangan disimpul mati / diikat mati. Karena akan menyakitkan si mati untuk melepasnya.
Belum lama kemudian ada lagi orang datang dari hadapan si mati dengan tubuhnya yang hancur luluh berantakan (berbau busuk), kata Nabi itulah penjelmaan amalan seorang islam yang baru meninggal, maka yang mati tadi bertanya kepada orang tersebut. Hai Pulan! kau mau kemana? Si busuk menjawab, akulah amal perbuatanmu di dunia karena semasa hidupmu tidak pernah beramal yang baik, kau perhatikan badanku hancur luluh berantakan. Akulah penjelmaan kejahatanmu selama di dunia.
Setelah itu saya melihat si amal itu datang membawa segelas minuman yang mana gelas itu penuh dengan darah dan nanah langsung diminumkan pada si mati itu, si mati berkata, saya tidak mau minum air ini, maka si amal (si busuk) tadi mengatakan mau atau tidak mau harus diminum, karena inilah yang bisa saya dapat, karena kamu belum pernah bersedekah kepada orang miskin. Di dalam kubur saya perhatikan bahwa tidak ada satupun yang bisa menolong selain amal perbuatan kita sendiri.
Belum lama berselang ada orang datang dengan tubuh besar tinggi, maka saya tanyakan lagi kepada Nabi, maka Nabi mengatakan itulah malaikat Mungkar Nakir, sedang menanyakan orang mati tersebut bahwa adakah amal perbuatannya yang baik ? serta dengan beberapa pertanyaan lainnya seperti :
1. Siapa Tuhanmu ? yang ditanya tidak bisa menjawab, amalnya mengatakan tidak tahu karena selama ia hidup di dunia tidak pernah menyebut nama Allah hingga amal tidak bisa menjawab “Allah Tuhanku”
2. Apakah agamamu ? amalnya menjawab tidak tahu, sedangkan yang meninggal mengetahui islam agamaku tetapi waktu hidup di dunia belum pernah mengamalkan agama islam.
3. Apakah Kitabmu ? amalnya menjawab tidak tahu, sedangkan kita tahu bahwa Al Qur‘an kitabnya tapi sayang sewaktu hidup di dunia belum pernah membaca Al Qur‘an atau mengaji.
4. Siapakah Nabimu ? amalnya menjawab tidak tahu, sedangkan yang meninggal tahu bahwa Muhammad Nabiku, tapi sayang semasa hidupnya di dunia belum pernah berselawat dengan Beliau.
5. Dimanakah Kiblatmu ? amalnya menjawab tidak tahu, sedangkan kita tahu bahwa Ka‘bah kiblatku, tapi sayang pada waktu kamu hidup di dunia belum pernah mengerjakan sholat.
6. Siapakah saudaramu ? amalnya menjawab tidak tahu, sedangkan kita sendiri tahu bahwa islam
saudaraku, tapi sayang waktu kamu hidup di dunia belum pernah bersaudara dengan orang-orang islam dan selalu iri dan dengki. Maka orang yang meninggal tadi menjadi sakit hati, mengapa amal tidak bisa menjawab pertanyaan, sedangkan si mati tahu, tapi mulutnya terkunci lidahnya kaku akhirnya cuma amal yang menjawab segala pertanyaan Mungkar Nakir. Mengapa si mati itu sakit hati..karena semasa hidup di dunia si mati tadi pernah menyakiti hati orang, begitulah kata Nabi.
Selanjutnya Nabi mengajak saya berjalan dan saya melihat anak kecil semuanya, dan anak-anak itu mengelilingi pohon-pohon kayu, tetapi satupun tidak ada orang tuanya. Saya bertanya kepada Nabi , mana orang tua si anak tersebut, Nabi menjawab, itulah anak orang islam yang meninggal masih bayi, mereka tidak pergi kemana-mana, mereka menunggu kedatangan orangtuanya dan langsung ke Syurga. Kemudian Nabi mengatakan itulah daun-daun kayu, itu adalah kayu Thobi dan manusia yang hidup di dunia, nama-namanya sudah berada/tertulis di daun itu, maka kalau daun itu layu atau kuning kita mulai sakit yang mengkhawatirkan, berobat kemana-mana tidak akan sembuh. Dan daun itu gugur, kemudian malaikat maut diperintah oleh Allah SWT untuk mencabut nyawa manusia yang namanya tercantum di daun yang gugur itu, sehingga tidak dapat diundur barang satu detikpun.
perempuan-perempuan itu tidak ada kerja lain, susu kiri melilit leher kanan, susu kanan melilit leher kiri, saya tanyakan kepada Nabi, Beliau mengatakan, sampaikan dengan umatku orang islam, inilah siksaannya perempuan yang keluar aurat (susunya) yaitu suka menyusukan anak dihadapan orang ramai. Nabi mengatakan diharamkan susunya dilihat selain muhrimnya.
kalung emas, kalung emas itu menjadi rantai neraka di alam akhirat, inilah siksaannya kata Nabi.
TANTANGAN
Setelah Saya masuk islam banyak sekali mendapat tantangan dan hinaan, baik dari orang islam sendiri maupun non islam. Bahkan saya pernah difitnah dengan surat-surat kaleng / tidak bertanggung jawab. Didalam surat kaleng itu mengatakan : “orang yang bernama Sabran Qamarudin jangan dipercaya, dia hanya mengadu domba antara islam dan kristen,”. Yang kedua mereka mengatakan : “Jangan percaya bahwa ia mengaku dirinya Nabi Muhammad.” Itulah fitnahan dari surat kaleng itu. Namun orang islam sendiri tidak percaya kalau saya sebagai pengadu domba dan mengaku sebagai Nabi karena mendengar cerita dan ceramah saya. Saya bukan mengaku Nabi akan tetapi saya mendapat hidayah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW di dalam mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Maka dari itulah saya mengatakan dalam ceramah saya bahwa jangankan zaman sekarang, zaman Nabi dahulu banyak orang yang tidak percaya waktu beliau di Isra‘Mi‘rajkan bahkan pada waktu itu ada orang kafir yang tidak percaya termasuk paman beliau sendiri yaitu Abu Jahal dan Abu Lahab. Zaman sekarangpun banyak Abu-Abu yang tidak percaya, begitu juga orang-orang kafir yang percaya bahkan mereka pindah agama dan masuk agama islam. Yang beriman semakin kuat imannya dan yang kafir semakin menjadi kafirnya.
Orang islam yang pertama mantap imannya tentang Isra Miraj adalah Abu Bakar Siddiq sebagai sahabat Nabi. Abu Bakar mengatakan : ini bukan maunya Nabi akan tetapi ini maunya Allah SWT, sebab Nabi dijalankan oleh Allah, Cuma ada bedanya kalau Nabi di isra Mirajkan langsung tubuh beliau sendiri yang dijalankan di bawa oleh Malaikat Jibril AS.
Namun bedanya dengan saya melalui sakit terlebih dahulu, roh saya yang dijalankan dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Demikianlah para pembaca yang dirahmati Allah, riwayat hidup saya ini saya tulis dengan sesungguhnya. Mudah-mudahan para pembaca dapat mengambil manfaatnya, yang baik datangnya dari Allah, sedangkan yang salah itu dari saya sendiri.
Oleh karena itu saya sebagai manusia biasa yang tidak terlepas daripada kekhilafan dan kesalahan, maka dari itu saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/pembaca kalau didalam penyampaian ini ada kata-kata saya yang kurang menyenangkan hati para pembaca, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena memang demikianlah yang saya saksikan di dalam mendapat hidayah dari Allah SWT.
DIALOG DENGAN PASTOR
Pada tanggal 1 Januari 1995 saya pernah berdialog dengan seorang Pastor di Putussibau. Waktu itu saya baru pulang dari ceramah kurang lebih 32 hari nonstop, sampai di rumah saya menerima surat yang isinya :”harap dengan segera menghadap saya ke Putussibau, sekian dari saya Pastor.”
Selesai membacanya saya langsung memanggil tukang ojek, dia bertanya “Pak Ustadz mau kemana…?” Saya bilang “mau ke gereja” Tukang ojeknya heran kenapa pak Ustadz mau ke gereja. Saya jawab “ada keperluan dengan Bapak Pastor.
Sampai di rumah Pastor saya bilang “selamat pagi pak !” dia menjawa “pagi, silahkan masuk”, dia menyuruh saya masuk. Sampai di dalam saya duduk dan saya ambilkan surat tadi lalu saya tanyakan, “apa betul surat ini dari Bapak Pastor?” Dia menjawab “betul”. “Ada apa Bapak mengundang saya ke sini, Bapak kan tahu bahwa saya sudah masuk agama islam”.
Islam punya semboyan : musuh jangan di cari, ada musuh jangan lari. “Kalau memang Bapak mau bermusuhan dengan saya silahkan, sebab islam tidak mencari musuh”. Akhirnya Bapak Pastor mengatakan “kami mengundang kamu ke sini bukannya mengajak kamu berkelahi akan tetapi mengajak kamu bermusyawarah, sebab saya kasihan pada mu” Kata pak Pastor “dengan kamu ceramah dakwah kemana-mana tidak ada orang yang menggaji kamu, agama baik semua” kata Pak Pastor “ tapi sayang kita tidak bisa makan agama, islam baik ajarannya, katolik baik ajarannya, Protestan baik ajarannya, Hindu dan Budha baik ajarannya, tetapi kalau kita mau belanja harus pakai duit, tidak ada orang yang mau menerima agama sebagai tukaran untuk belanja” kata Pak Pastor.
“Maka kami mengundang kamu ke sini, mulai hari ini kau harus kembali ke Kristen lagi karena walau bagaimanapun baiknya islam tidak ada yang mau menggaji kamu, mulai tanggal 1 Januari 1995 ini, kamu kami gaji enam ratus ribu rupiah per bulan dan kamu menggantikan saya menjadi Pastor di sini dan kau lihat kepala saya sudah putih, hanya kamulah yang saya harapkan menjadi Pastor di sini, itu ada mobil tiga (3) buah di halaman, kau pilih sendiri mana yang kamu mau untuk menyebarluaskan agama Katholik/ Nasrani”.
Memang saya diperlihatkan ada tiga mobil di halaman, saya tidak tahu apakah punya dia atau bukan. Kemudian saya bilang “kalau tadi pak Pastor bilang agama baik semua, itu menurut Bapak, kalau menurut saya, semua agama itu baik menurut pengikutnya masing-masing.” Dan menurut saya hanya Islamlah agama yang benar. Kalau agama Katholik tidak benar bagi saya sebab selama saya islam jalan lima tahun sampai tahun 1995 ini belum pernah saya ikut kalian sembahyang ke gereja, bapak juga begitu selama saya islam jalan lima tahun ini belum pernah saya melihat bapak Pastor ikut kami sembahyang ke Masjid karena bapak menganggap ajaran islam tidak benar bagi bapak.
Mengapa Bapak mengatakan ajaran agama baik semua, kalau ajaran agama baik semua tentunya kalau orang kristen sembahyang ke gereja, Kyai, ustadz dan orang islam tentunya ikut semua, ini ternyata tidak.
Masalah agama itu benar semua hanya bagi penganutnya masing-masing. Kalau tadi bapak Pastor bilang saya mau digaji enam ratus ribu rupiah per bulan dan mau diberi mobil / rumah, saya bukan tidak mau jadi orang kaya, tapi saya tidak mau menjual agama dengan harta benda. Harta itu tidak berarti kalau tidak ada iman (kafir). Sebab orang kafir saya melihat jadi kayu bakar semua.
Memang cita-cita saya mau jadi orang kaya supaya bisa menunaikan ibadah haji setelah masuk islam.
Akhirnya Pak Pastor mengatakan “kalau begitu berarti kamu tidak mau kembali ke agamamu semula yaitu Kristen.” Saya mau tanya kata pak Pastor “berarti kamu sudah pintar di islam”, saya bilang “tanyalah apa yang mau bapak tanyakan, kalau saya bisa menjawab saya jawab, kalau tidak ya tidak”, Pak Pastor mengatakan “kalau kau tidak sanggup menjawab pertanyaan saya, percuma kau islam sudah beberapa tahun ini. Yang saya tanyakan apakah yang disembah orang islam kepala kebawah pantat keatas waktu sujud persis seperti babi yang mencari cacing”, saya mendengar begitu menjadi marah, “jangan begitu pak Pastor!, yang disembah kami orang islam adalah Allah SWT”. Bapak Pastor berkata “kalau Allah yang disembah orang islam, dimanakah Allah itu?” Saya katakan “Allah itu ada dimana-mana”,” wah…kalau begitu Tuhan Islam banyak, disana sini ada, percuma kau islam kalau Tuhan Islam itu banyak”. Saya menjawab “ tidak pak Pastor! Tuhan itu satu”, “kalau Tuhan itu satu” kata pak Pastor “tunjukkan dengan saya dimanakah Tuhan yang disembah orang islam dan Tuhan tinggal dimana, rumah Tuhan dimana?, biasa pakai baju bagaimana warnanya? Kalau kau tidak sanggup menjawab percuma kau sebagai orang islam”.
Akhirnya saya termenung karena tidak pernah melihat Tuhan dan tidak tahu Tuhan biasa memakai baju apa, “jawaban saya begini saja pak Pastor!, saya bisa menjawab pertanyaan bapak, tapi bapak harus bisa menjawab pertanyaan saya, kalau bapak tidak bisa menjawab percuma bapak menjadi pastor beberapa puluh tahun, tetapi kalau bisa menjawab pertanyaan saya, hari ini juga saya akan kembali ke agama semula yaitu Kristen dan kalau bapak bisa menjawab detik ini, Tuhan saya bawa ke sini dan jam ini juga bapak saya ajak ke rumah Tuhan sebab dalam islam dikatakan Tuhan jauh tidak ada antara dekat tidak bersentuh, kenalilah dirimu rata-rata baru kau kenal Tuhan yang nyata, sebab Tuhan ada tapi tidak nampak, sekarang saya yang bertanya, saya tidak menanyakan Yohanes, Lukas, Matius dan Markus juga Yesus karena saya belum pernah ketemu dengan mereka itu, yang saya tanyakan ialah orang yang sedang berhadapan dengan saya sekarang ini yaitu bapak sendiri”. Pak Pastor termenung mengapa menanyakan dirinya. “ Begini pak ! baik islam maupun bukan islam sering mengatakan muka (wajah), seumpama muka si pulan begini….! muka si anu jelek, muka si anu cantik dan sebagainya.
Akhirnya yang saya tanyakan dimana muka bapak, “sekarang kalau bapak tidak bisa menjawab percuma bapak menjadi Pastor yang sudah beberapa puluh tahun ini, kalau bapak bisa menjawab ini muka saya, detik ini juga saya masuk Kristen dan Tuhan saya bawa ke sini”. Jawab pak Pastor “mengapa menanyakan muka saya”, Pak Pastor mengusap mukanya “ya inilah muka saya”, saya membantah “itu haram bukan muka, dalam hadits Nabi tadinya saya katakan dengan bapak, kenalilah dirimu rata-rata baru kau kenal Tuhan yang nyata, berarti selama ini bapak tidak kenal dengan muka bapak sendiri”. Saya mengatakan satu persatu dari anggota muka itu ada namanya, yaitu :
1. Ini Dahi
2. Ini Bulu Alis
3. Ini Mata
4. Ini Hidung
5. Ini Pipi
6. Ini Mulut didalamnya ada gigi, lidah dan gusi
7. Ini Dagu
8. Ini Leher
9. Ini Telinga
Mana muka bapak Pastor ? Pak Pastor menyatakan bahwa pertanyaan ini tidak masuk akal, tunjukkan muka bukan muka, bapak juga menanya begitu, menanyakan Tuhan dengan saya, sedangkan saya belum pernah ketemu dengan Tuhan.
Akhirnya saya bilang kalau begitu saya mau permisi pulang, bapak tidak bisa menjawab pertanyaan saya dan saya tidak bisa menjawab pertanyaan bapak. Bapak tanyakan Tuhan dengan saya dan saya tanyakan muka dengan bapak dan bapak tidak bisa menjawabnya.
Bapak Pastor bilang “o….ya…ya mana muka saya, aneh…ya muka ada tapi tidak ada, tolong ajarkan dengan saya dimana muka saya sebab saya pernah membaca Al Qur‘an, tidak ada mengatakan muka dan saya sekolah/pendidikan sampai ke luar negeri belum pernah menemukan kitab yang mempelajari tentang muka”.
“Berapa upah dan berapa hadiah asal kau ajarkan dengan saya tentang muka saya sendiri akan dibayar”, saya bilang “kalau bapak mau tahu tentang muka bapak, bisa saya ajarkan, sebab islam tidak pakai hadiah atau upah. Sekarang bapak harus masuk islam dengan mengucapkan dua kalimah Syahadat itulah upahnya.”
Pak Pastor bilang “kalau begitu saya pikir-pikir dulu, berarti saya disuruh masuk agama islam”, bapak Pastor masuk kedalam kamarnya dan keluar membawa uang sebanyak tiga ratus ribu rupiah, katanya “ ini uang saya berikan dengan kamu untuk menutupi malu saya tidak sanggup menjawab pertanyaan kamu, tolong jangan diceritakan dengan orang lain, malu saya tak sanggup menjawab pertanyaan kamu”. Sayapun pulang dari rumah pak Pastor dan uang itu saya ambil dan dibawa pulang kemudian saya tanyakan kepada Bapak H. Imam Supangat, BA lalu saya ceritakan uang tadi yang diberi Pak Pastor karena kalah debat, saya tanyakan “apa boleh dipakai atau tidak uang ini, kalau tidak, saya tidak berani memakainya.” Pak Imam bilang “ boleh tidak menjadi masalah, itukan pemberian”.
Beberapa lama kemudian dalam proses merenungkan dua kalimah Syahadah, nyatalah bahwa Allah tidak memberikan hidayah kepada Pastor tersebut, lalu Pastor itupun meninggal dunia. Begitulah riwayat dialog dengan Pak Pastor, seandainya saya tidak melihat siksaan di dalam mendapatkan hidayah, saya sudah menjadi orang kaya, Karena kalau kaya menjadi orang kafir percuma, lebih baik hidup pas-pasan asalkan tetap dalam iman dan islam.
Begitulah selama saya dalam islam ini menyebarluaskan apa yang saya lihat dalam mendapatkan hidayah dari Allah, yang mana saya disuruh Nabi untuk menyampaikan kepada umat islam. Karena Nabi mengatakan “sampaikan ajaranku kepada umat islam yang mau mendengarnya dan mempercayainya, jangan kau sampaikan kepada orang yang tidak percaya.
Demikianlah riwayat hidup singkat ini saya tuliskan mudah-mudahan bisa ambil manfaatnya bagi kita dan juga bisa menambah iman dan taqwa kita ke hadirat Allah SWT, amiin yaa Rabbal ‘alamin.
PENUTUP
Dari uraian cerita di atas, kami buat dengan penuh keyakinan bahwa cerita itu sebenarnya pada dasarnya diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat islam bagi yang percaya, semoga mendapat kekuatan iman, islam dan ikhsan. Bagi yang tidak percaya itu hak dari pembaca, sebab saya hanya sebagai hamba Allah yang lemah tentu banyak kelemahan atau kekurangannya.
Sekali lagi koreksi / saran yang baik kami terima dengan senang hati semoga kita mendapat perlindungan Allah SWT. Demikian semoga bermanfaat bagi kita. Amiin.
Wassalam Wr.Wb.
SABRAN QAMARUDDIN